14 September 2011

Episode 2: Kambing, Menunggu itu Nikmat!


Selamat Pagi.

Sebelumnya, ada kabar kurang mengenakan. Ibunda dari Sahabat aku, Okky. Masuk rumah sakit atas penyakit yang sedang di derita ibunya. Rencananya aku akan menjenguk di RS. Ciawi. GWS mom.. :')

Kambing sedang menunggu dengan caranya yang indah.

Dengan tampangnya yang sedikit membosankan. Kambing punya rencana bagus. Siang yang panas mau di buat dingin. Aneh. Tidak biasanya dia mengeluh soal cuaca, paling tidak hanya kembang habis yang membuatnya mengembik 4 jam lebih di depan kamar mandi.

Di depan kandang biru, ada 6 pohon rindang. 2 pohon masih sangat kecil. 1 lagi sudah besar.


Kambing bukanya awam soal pohon depan kandang biru, tapi dia memang tidak suka makan kayu. Lagipula ada ular sombong depan kandang biru yang kadang suka gonta ganti pohon. Poli tree mungkin.

Hari selasa pagi, cuaca masih agak mendung. awan masih berwarna abu abu. aku sengaja tidak mengeluarkan bebek. takut hujan. 


Kambing masih ada di dalam kandang, makan kembang. Ketika aku masuk untuk mengambil sebuah arit, kambing menengok ke arah luar. Dia bertanya tentang cuaca di luar. Aneh. Buat apa kambing perduli dengan cuaca di luar?

Sesuatu banget.

Sembari ku mencari arit, kutengok kambing ngeloyor keluar.

Sambil menengadah, dia sedikit mensipitkan matanya yang besar dan jenggotnya yang hitam.
"Hari ini cuaca panas", gumamnya pelan.

Aku tertawa. Kambing rupanya sadar aku menertawakan dia.

Dia berbalik badan - disusul sapi yang baru saja bangun - dan menghampiri ku.

"Percayalah, aku tak pernah meleset"

Aku semakin tergelak, ku beri dia tambahan kembang warna hijau-kuning yang campur rumput, dan kuberikan padanya.

Dia meludahkan semuanya. Tahu ada rumput di dalam kembang. Kambing tidak makan rumput. Dia benci rumput. Dia makan kembang.

"Aku percaya, baguslah kalau panas. Aku mau menjemur beberapa taplak untuk kandang ini.." jawabku.

Kambing sedang di naungin dewi keberuntungan.

Tepat pukul 9.34 pagi. Awan mendung hilang. Matahari muncul.
Terlalu semangat, seakan Tuhan sedang ingin men senteri bumi.

"Apa kataku.." gumam kambing pelan *lagi*.

Sapi dan domba yang sedang sarapan tertawa terbahak. Mereka aneh melihat kambing jadi cenayang.

Kambing keluar kandang biru dengan sombongnya, mungkin karena tebakanya benar.
Entahlah kalo salah. mungkin dia akan duduk depan kandang bebek sambil membaca bukunya domba.

Kambing riang. Dia akhirnya sowan menuju tetangganya yang sombong. Ular.

Perlahan dia mendekati pohon apel.

Dia mengetuk batang pohon. Dia panggil ular.

tiga kali, lima kali. tak ada jawaban. 

Ular memang sombong.

Akhirnya kambing memilih diam. 
Menunggu.

Masih ada 5 pohon padahal yang belum di periksa kambing.

Entah kenapa dia memilih pohon apel yang masih belum besar itu.
Aku hanya melihatnya dari kejauhan. mungkin 4-6 yard. Aku sedang mencari belalang dan jangkrik. tak penting.

Hari hampir mencapai puncaknya. Matahari sedang lurus lurusnya.
Kambing masih ada di bawah pohon apel. Menunggu.

Aku pun penasaran.
Ku hampiri kambing.

"Lama kau tunggu ular, datang. Mengapa kau masih menunggunya?"

"Aku bukan sedang menunggu siapa siapa, malah aku suka jika tak ada ular". sahut Kambing.

"apa yang kau kerjakan?"

"Aku hanya ingin memandang tempat tinggal ku dari kejauhan. Di bawah pohon apel yang rindang ini."
"Menunggu memang nikmat, jika kita bisa menunggunya sambil memahami apa yang kita kerjakan selama ini, memahami sampai mana hidup kita."
"Bahkan aku bisa menunggu ajal ku di bawah pohon ini jika ular datang.."

Aku terdiam, aku duduk di sampingnya. Kambing salah makan pikirku.

Kupegang kepalanya, ku buka mulutnya.

Kulihat ada kembang.

"Kembang dari mana?" tanya ku.

"Pohon ini buahnya enak di makan kamu."
"Pohon ini juga punya kembang. walaupun kecil. tapi rasanya unik. Rasa apel."
"Menunggu itu bosan adalah untuk mereka yang menunggu tanpa berbuat apa apa."
"Menunggu dalam keadaan diam,  sungguh membosankan."
"Menunggu lah dengan baik. Menunggu dengan berfikir postif. menunggu dengan mencari yang baik."
"Menunggu mu akan menjadi nikmat. Karena kau merubah menunggu mu menjadi menunggunya orang orang yang sukses".

Kambing hari ini memberi ku sebuah kunci untuk membuka pikiran ku yang tergembok oleh kebiasaan. Aku sedang menunggu, kadang apa yang kutunggu selalu saja di bumbui dengan pikiran negatif. Tapi Kambing mengingatkan ku. Dalam menunggu ku, aku akan selipkan kepercayaan, kasih sayang dan nilai nilai positif.
Terima kasih Kambing.

To be Continued...
Next, tunggu Episode selanjutnya yah. Kalo yang suka, komen ya. :)
Follow twitter gue di @issaDRT

Selamat Pagi!

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar mu, nanti di kunjungi balik kok :)