15 September 2011

Episode 3: Musim Kemarau.


Selamat pagi.

Domba cerita soal sumur Kandang Biru yang kena Kemarau

Kandang biru ternyata cupu. Kandang biru kekeringan. Tandon air kosong. Mesin pompa air memang nyala, tapi air yang keluar sedikit. Beberapa bulan yang lalu, sudah tambah paralon. Tapi masih kurang. Cupu.

Kemarin domba cuci muka. Kacamatanya di copot. Di taro di pinggir bak. Dasar domba, kacamatanya jatuh ke bak. Diangkat, gagangnya copot. Domba panik. Baut pengait hilang. Gagang kacamata sebelah kanan tak lagi nyangkut di badan kacamata.


Kacamata domba cacat.

Tak hilang akal. Domba cari sapu lidi depan Kandang Biru. Di patahkan satu. Dapat 3cm dia masukan lidi kedalam pengait. Pengganti baut pikirnya. Cerdas, tapi ga modal.

Seharusnya dia bilang padaku, untuk ke betulkan di pasar dekat stasiun.
Tapi.. Walaupun bilang, aku tak kan berangkat. Aku malas.

Setelah urusan kacamata selesai. Domba kembali mencuci muka. Buat apa cuci muka. Mukanya takkan berubah menjadi kambing. Kambing pun tak ingin wajahnya menempel di badan domba. Tak sudi katanya.

Domba hewan pintar. Domba sekolah. Karna sekolah, dia cuci muka pake Taore. Sabun cuci muka khusus domba.

Sudah mulai bisa merawat diri pikirku.

Sabun di usap usap di mukanya. Mukanya putih oleh busa. Tanganya bergerak gerak mencari kran air.
Seperti bayi kucing yang baru lahir. Tanganya bergerak seperti menangkap angin.

Setelah dapat. Domba memutar kran air.

Di putar ke kiri. Ke Kanan. Air tak kunjung keluar. 

Domba pintar mulai panik. Matanya yang terpejam di bukanya perlahan.

Sabun yang ada di mukanya masuk ke matanya yang besar. Tambah panik, tangan domba seperti pemain drum profesional.

Sangat berisik untuk ukuran Kandang Biru.

Aku berlari dari luar karena tangan domba memukul mukul bak air.

"BILAS SAJA DENGAN AIR YANG DI BAK ITU DULU" teriak aku dari luar.

"OGAH!!" 

"KENAPA EMANG?" timpal aku.

"MUKA KU SUDAH KUCUCI DENGAN SABUN. BUAT APA KU BILAS DENGAN AIR BEKAS DI BAK?" 

"MANJA!" Teriak Aku.

"BIAR. CARI AIR UNTUK WAJAHKU! TOLONG.." 

Aku bawa 1 ember air bersih dari depan.

Ku datangi Domba. Ku siram mukanya. 

Domba mirip model iklan sampo wanita. Saat terkena air, begitu bahagianya. Menikmati setiap siraman, aliran air. MENJIJIKAN.

Domba selesai mencuci mukanya dengan heboh. Heboh sendiri. Sukanya heboh. Bikin orang lain nengok.

Domba memang jadi korban kemarau yang bikin kering sumur kandang biru. 

Tapi bukan hanya sumur Kandang Biru kering.

Suasana hati Domba kering. Biasanya ada yang membasuh wajah domba ketika basah. Membereskan bulunya jika selesai belajar. Bahkan menyimpan kan kacamatanya jika mau tidur. Sekarang menguap.

Musim kemarau ini memang tidak akan pernah bertahan lama. BMKG bilang sampai Akhir September.

Sekalipun di luar hujan deras. Sumur Kandang Biru tetap saja kering. Menguap. Mungkin sama dengan Domba yang kekeringan.

Domba harus terbiasa dengan kondisi ini.

Kondisi yang membuatnya harus mencari sendiri air. Atau memang harus menunggu sampai Musim Kemarau ini berakhir.

Domba berharap kemarau ini segera berlalu.

Aku pun berharap ada yang membantu ku menurunkan Pompa air lebih kebawah.

Agar semua penghuni Kandang biru bisa merasakan air yang banyak untuk menyegarkan mereka.



To be Continued...
Next, tunggu Episode selanjutnya yah. Kalo yang suka, komen ya. :)
Follow twitter gue di @issaDRT

Selamat Pagi!

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar mu, nanti di kunjungi balik kok :)